Hiperpigmentasi Selama Kehamilan, Wajarkah?

Perubahan warna kulit seperti flek hitam atau hiperpigmentasi pada beberapa area kulit memang banyak dialami ibu hamil . Perubahan warna tersebut bisa terjadi di beberapa bagian tubuh seperti wajah, ketiak, area genital, paha, hingga daerah sekitar perut.

Dijelaskan dokter spesialis kulit dari Brawijaya Women and Children Hospital, Grace Wardhana, hiperpigmentasi selama kehamilan sebetulnya merupakan hal yang normal.

Ini diakibatkan oleh perubahan hormon yang memengaruhi pembentukan pigmen kulit oleh sel-sel melanosit.

Ibu hamil (Boldsky.com)

“Sebetulnya lebih dari 90% ibu hamil mengalami hal ini, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda. Jadi tak perlu merasa minder,” kata Grace Wardhana saat ditemui di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta, Sabtu (18/4).

Bagian kulit yang menghitam tersebut sebetulnya akan menjadi lebih terang setelah persalinan. Namun, seringkali tidak dapat kembali seperti warna kulit sebelumnya.

Karena itu, sangat penting untuk tetap melakukan perawatan wajah, meskipun sedang dalam masa kehamilan.

“Karena sedang hamil, jangan lantas menghentikan semua perawatan yang sebelumnya dilakukan. Karena kalau baru ditangani setelah persalinan, umumnya akan lebih sulit karena sudah terlalu lama dibiarkan,” kata Grace.

Namun Grace juga mengingatkan untuk menghindari produk kecantikan yang mengandung bahan kimia berbahaya dalam dosis tinggi seperti retinoid, merkuri, BHA atau salicylid acid, hydroquinone, benzoil peroxide, dan juga rhodamin.

Bahan-bahan tersebut menurutnya bisa memengaruhi kesehatan janin bila digunakan selama masa kehamilan.

“Produk-produk yang akan digunakan sebaiknya memang dikonsultasikan terlebih dulu kepada dokter kulit maupun dokter kandungan. Karena ada beberapa bahan kosmetik yang memang tidak boleh dipakai selama kehamilan,” katanya mengingatkan.

Sumber : Berita Satu