Selama Kehamilan Stretch Marks Bisa Dicegah

Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon progesteron, estrogen, dan glukokortikoid membuat ibu hamil (bumil) rentan mengalami masalah kulit, terutama stretch marks atau gurat putih pada kulit. Peningkatan hormon-hormon tersebut menyebabkan pembentukan jaringan elastin dan kolagen dalam tubuh terhambat, sementara kulit dipaksa mengembang sampai level maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Akibatnya, jaringan penunjang di bawah kulit terputus.

Dijelaskan dokter spesialis kulit dari Brawijaya Women and Children Hospital, Grace Wardhana, meski perubahan kulit ini berkaitan dengan faktor hormonal, tetapi sebetulnya stretch marksdapat dicegah.

“Stretch marks yang sudah telanjur terbentuk tidak akan bisa hilang total. Jadi, hal terpenting untuk menghadapi perubahan kulit ini adalah melakukan upaya pencegahan. Karena sebetulnyastretch marks juga bisa dicegah,” terang Grace di Jakarta, Sabtu (18/4).

Upaya pencegahan yang utama adalah mengonsumsi makanan yang kaya zat-zat untuk kesehatan kulit dan memperkuat kerangka protein pada jaringan elastin dan kolagen di kulit, antara lain zinc yang terdapat pada ikan dan kacang-kacangan, makanan yang mengandung vitamin A, C, dan D, serta makanan yang tinggi protein, seperti telur.

“Makanan berlemak dan minuman yang mengandung kafein juga perlu dihindari. Sebaliknya, konsumsi air putih harus lebih diperbanyak,” saran Grace.

Selain itu, Grace juga menganjurkan kepada setiap ibu hamil untuk menggunakan losyen atau minyak yang dapat meningkatkan elastisitas kulit, contohnya cocoa butter, aloe vera, atauessential oil. Namun, losyen atau krim yang mengandung retinoic acid sebaiknya dihindari karena bisa mengganggu kesehatan janin.

“Perawatan kulit ini juga harus dilakukan sedini mungkin sebelum masa kehamilan, dilakukan sesering mungkin, dan dioleskan pada seluruh bagian kulit yang meregang,” imbuh Grace.


Sumber : Berita Satu